Langsung ke konten utama

Samudera Tiga Hati

Hey bloggiest, ini hasil liburan aku!
Libur sebulan ngebuat aku ngeresensi salah satu novel lama yang ada di rumah, xoxo
Check this out!!!

Samudera Tiga Hati



Judul Buku: Samudera Tiga Hati

Pengarang: Susi Irma Sulasiah

Penerbit: Belabook Media
Kota Terbit: Jakarta
Tahun Terbit: 2011
Tebal Buku: 255 Halaman
Jenis Buku: Novel
Sinopsis Novel:
‘Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun. Cinta adalah kesesuaian jiwa dan jika itu tidak pernah ada, cinta tak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan abad’ *Kahlil Gibran

            Novel ini menceritakan sebuah perjalanan hidup Sheryl, Beni, dan Zulfikar yang mencoba mendamaikan badai dalam hati mereka. Kehidupan keluarga mereka penuh dengan konflik dan ketidakharmonisan. Sheryl Wiryadinata, seorang Wanita berusia 42 tahun, anak dari seorang pebisnis kaya raya dan terhormat, yang meniti karier di perusahaan ayahnya hingga menduduki posisi sebagai Wakil Direktur Utama, dengan wataknya yang keras dan senang mengatur segalanya. Dia menghabiskan lebih banyak waktunya untuk bekerja dan melalaikan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu bagi dua orang anak laki-lakinya. Yang menyebabkan dua orang anaknya lebih menyayangi pengasuh dari pada Sheryl.
            Beni, seorang pria berusia 46 tahun yang menikahi Sheryl. Lelaki yang merasa hidupnya tertekan dan tidak memiliki kebebasan, dengan penyesalan mendalam karena telah menikahi Sheryl. Beni bekerja di perusahaan ayah Sheryl, sebagai staf pemasaran. Awalnya pernikahan mereka di tentang oleh keluarga besar Sheryl, tetapi itu tidak menjadi penghalang karena Sheryl selalu berpihak padanya. Di kantor jabatan istrinya selalu di atasnya, dan dihadapan ayah mertuanya, ia bagai pesuruh dan di anggap pecundang. Ia menganggap istrinya selalu mengaturnya dan keluarga istrinya selalu meremehkannya.
Zulfikar, anak pertama dari Sheryl dan Beni yang berusia 18 tahun. Seorang anak laki-laki yang pendiam dan tampan. Pemuda yang mencari kasih sayang dan akhirnya jatuh hati pada seorang wanita yang umurnya terpaut jauh darinya.
Cerita di awali ketika Sheryl memutuskan untuk cuti dari pekerjaannya demi memperbaiki hubungan rumah tangga yang menurutnya semakin merenggang. Dia merasa begitu terpukul dengan sikap suami dan anak-anaknya yang tidak menganggap keberadaannya dan lebih memilih menghabiskan waktu dengan pengasuh daripada dengan dirinya sendiri. Di lain sisi juga ia menaruh curiga terhadap Beni, ia takut Beni berselingkuh dengan orang lain, sehingga dia selalu mengawasi dan memata-matai Beni tanpa pernah bertanya langsung kepada Beni, karena dia tau berbicara dengan Beni merupakan hal yang sia-sia, karena dia tak akan mendapatkan jawaban.
Kehadiran Karenina di rumah Sheryl menguak kisah masa lalu. Karenina adalah sepupu Sheryl, dia cantik dan belum menikah yang merupakan kenangan dua puluh tahun silam Beni. Beni menjadi guru les privat ekonomi dan matematika Karenina sewaktu SMA. Dan akhirnya mereka menjalin hubungan asmara tanpa sepengetahuan ayah Karenina. Tetapi kehadiran Sheryl membuat Beni jatuh cinta dan lebih memilih menikahi Sheryl. Ketika Sheryl membereskan ruang kerja Beni, ia tak sengaja menemukan buku harian merah jambu atas nama Karenina di sebuah tas sekolah usang di bagian bawah kardus yang berisi file kantor, rahasia dua puluh tahun silam pun terbuka kembali. Pertengkaran hebat antara Beni dan Sheryl yang menyebabkan Karenina terusir dari rumah Sheryl. Alasan Karenina belum menikah adalah karena ia masih mengharapkan Beni kembali padanya.
Dan Zulfikar, Ia bertemu dan jatuh cinta dengan seorang wanita bernama April berusia 31 tahun yang bekerja sebagai pelayan di sebuah club malam, dan sudah memiliki suami dan dua orang anak. Ia mengenali April karena sebuah tantangan yang diberikan musuhnya, Desta. Zulfikar menyanggupinya dan lama-kelamaan dia semakin akrab dengan April dan mengetahui kisah hidup April. April mengatakan bahwa dia telah bercerai dengan Dio, suami April. Dan hubungan mereka di tentang oleh Sheryl. Zulfikar berjanji akan menikahi April ketika dia menyelesaikan SMA nya, namun pada saat itu Dio kembali dan memaksa April bersamanya, karena alasan anak-anak akhirnya April memilih Dio, dan meninggalkan Zulfikar.
Disamping itu, Beni juga memiliki seorang teman wanita yang bernama Maggie, penyanyi kafe yang dikenalkan oleh teman-teman Beni. Ia menganggap Maggie hanya sebatas teman, tetapi Maggie mengharapkan Beni lebih dari itu. Bahkan Beni juga memberikan sebuah cincin safir yang sama dengan cincin milik Sheryl, Ia juga mencukupi semua kebutuhan hidup Maggie.
Novel ini sangat berhasil membawa pembaca terbawa oleh suasana yang digambarkan. Dan akhirnya Zulfikar, Beni dan Sheryl tetap bersama dalam kondisi yang tidak di ceritakan lebih lanjut. Zulfikar menjadi pemuda yang terbuka dan senang berteman.

Unsur-unsur Intrinsik
1.      Tema: Perjalanan Hidup
2.      Latar:                          
1.      Tempat: Di rumah dan kamar di Pulau Ann, di rumah di Bogor Upstairs Club, dll.
2.      Suasana: Hening, Menegangkan, Hiruk pikuk.
3.      Waktu: Pagi, siang dan malam.
3.      Penokohan:               
1.      Sheryl: Seorang wanita karier yang sibuk dengan pekerjaan istri Beni dan ibu dari Zulfikar dan Ninoy. Berwatak keras dan senang mengatur segalanya
2.      Beni: Suami Sheryl, yang merasa hidupnya tertekan. Berwatak santai, tidak suka aturan dan paling bisa menikmati hidup
3.      Zulfikar: Anak pertama Sheryl, pendiam dan tampan
4.      Ninoy: Anak kedua Sheryl
5.      Karenina: Sepupu Sheryl
6.      Elis: Pengasuh anak-anak Sheryl
7.      Atmadi: Ayah Sheryl
8.      April: Perempuan yang dicintai Zulfikar
9.      Jamil: Asisten ayah Sheryl
10.  Rizal: Sahabat Zulfikar
11.  Desta: Musuh Zulfikar
12.  Dio: Suami April, kasar dan jahat.
4.      Alur: Maju-Mundur
5.      Sudut Pandang: Orang ketiga sebagai pencerita
6.      Kelebihan: Kelebihan buku ini adalah semua suasana diceritakan secara detail, sehingga pembaca mampu membayangkan latar cerita yang sesungguhnya, menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
7.      Kekurangan: Kekurangan dari buku ini, menurut saya akhir dari cerita terasa tergantung, pembaca tidak mengetahui bagaimana hasil dari cuti kerja Sheryl, apakah hubungan rumah tangganya kembali harmonis atau tetap dingin dan saling tidak peduli. Hubungan antara Beni dan Maggie juga tidak jelas, hanya sebatas teman tetapi Beni membiayai kebutuhan hidup Maggie.
8.      Pendapat: Menurut saya buku ini sangat mempengaruhi emosi, sehingga seolah-olah kita bisa terbawa dengan suasana cerita yang penuh konflik, penuh amarah, serta ungkapan hati yang tak tersampaikan.

 ****

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jemput Terbawa

Written by Pinto Anugrah Tanpa daftar isi, begitulah buku ini adanya, diawali oleh prolog, diakhiri oleh bab 16. Terdiri dari 206 nomor halaman, ukuran buku 13x20 cm, cetakan pertama pada Maret 2018, dan diterbitkan oleh MOJOK. Jujur bingung mau nulis apa tentang buku ini, kalimat pertama yang akan kalian temukan saat memasuki isi buku: “Di langit terberita Di bumi menjadi kabar Kisah orang kami kabarkan Dusta orang kami tidak ikut serta” Jemput terbawa, maksud hati hendak menjemput kebahagiaan yang terbawa justeru kenyataan pahit. Namun, selalu ada rasa bahagia dalam setiap perjalanan hidup. Percaya, percaya! Sesungguhnya aku tidak begitu yakin dengan apa yang ku tafsirkan dan maksud Uda Pinto Anugrah dalam isi buku ini. Alur cerita maju dan mundur, latar tempat di sebuah desa, Lembah Pagadih, Agam, Sumatera Barat. Buku ini sungguh sangat kompleks, mengisahkan pahit hidup Siti Kalaya a.k.a Laya yang bertemu Mak Ujang, Nurselah dan Pajatu yang merupakan ibu dan ayah Lay

Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya

Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Kisah Sufi dari Madura Written by Rusdi Mathari Ikon BEST SELLER di kanan atas bikin penasaran sama buku dengan judul menarik ini, buku yang aku pegang sekarang adalah cetakan kesebelas pada September 2020, dan cetakan pertama pada September 2016. Masih dari penerbit Mojok, tebal 226 halaman dengan warna sampul hijau telur asin, kategori buku ‘agama’. Aku suka buku ini, sangat menyentuh dan bikin pembaca berpikir dari setiap obrolan-obrolan tokoh utamanya, Cak Dlahom, Mat Piti, Romlah, dan tokoh-tokoh lainnya. Buku ini di bagi dua sesi cerita pada Ramadan Pertama dan Ramadan Kedua. Di halam XVII dijelaskan, nama Dlahom diambil dari diksi Jawa Timur yang kira-kira artinya ‘agak bodoh’, sama seperti tokoh yang digambarkan, atas refleksi Cak Dlahom sendiri mengenai pengetahuan manusia atas agama dan Tuhan. Pada tertentu, ada petikan quotes yang menceritan bab tersebut, yang bis akita jadikan bahan perenungan untuk diri sendiri, aku tulis d