Langsung ke konten utama

Cinta Lama

Cinta Lama



Sebuah novel tentang cinta yang ditulis oleh Puthut EA, diterbitkan oleh DIVA Press, cetakan pertama Februari 2020, 142 halaman.

Cinta Lama menggambarkan sebuah pertemuan si tokoh ‘aku’ seorang laki-laki yang saat ini berusia empat-puluhan dengan seorang perempuan yang merupakan ‘mantan pacar’ nya si ‘aku’ wkwk, yang udah ngga ketemu selama duapuluh tahun. Wah. Jadi ceritanya janjian ketemu mantan.

Kita pasti berpikir ngapain sih ketemu mantan, terus kalau udah ketemu mau apa, mau balikan, mau bahas masa lalu terus apa? Tapi si tokoh ‘aku’ punya alasan tersendiri, alasannya hanya ingin memastikan apakah ini cinta. Karena kenangan tentang perempuan masa lalunya itu sering datang di mimpinya, kadang bikin senyum-senyum dan kadang bikin nangis. Dan karena itu, si ‘aku’ memutuskan untuk menemui perempuan itu. Terjadilah sebuah pertemuan dan obrolan-obrolan yang membuat mereka nostalgia wkekek.

Terus setelah pertemuan, what’s next? Balikan? Padahal mereka sudah punya kehidupan masing masing sama keluarga kecilnya. Kenapa harus janjian ketemu sih?

Untuk kedamaian dalam diri si tokoh, mereka perlu bertemu satu kali, satu kali cukup, untuk membicarakan perasaan, hal-hal yang mengganggu, yang bikin kita penasaran kenapa dulu ngga bisa sama-sama, kenapa pisah, kenapa endingnya ngga bersamaa, kenapa, setelah obrolan selesai, tanya hatimu, apa selanjutnya?

Buku ini cocok dibaca untuk orang-orang yang masih terjebak masalalu, yang ditinggalkan tanpa alasan, coba dong ajak mereka ketemuan, terus ngobrol, terus rasakan debar-debar jantungmu, apakah itu cinta atau cuma ilusi kosong?

Akhirnya jawabannya ketemu, itu bukan cinta. Itu cuma kenangan, kenangan memang ngga bisa dihapus gitu aja kan? Namanya juga kenangan ya buat dikenang aja.

Hal.132-133.

“Ada yang tidak kuucapkan kepadanya, bahwa aku sulit sekali melupakannya. Karena itu, aku merasa pada titik tertentu, aku harus menemuinya. Agar jelas semuanya. ….”

“Dan hari ini aku bisa memastikan, aku memang masih mengenangnya. Tapi sudah tidak lagi mencintainya”

END

Untuk orang-orang yang masih sering kepikiran sama seseorang dimasa lalu, dan demi kedamaian di hatimu, bertemulah. Hahaha

Om Puthut EA, tulisannya selalu ringan untuk dibaca..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Samudera Tiga Hati

Hey bloggiest, ini hasil liburan aku! Libur sebulan ngebuat aku ngeresensi salah satu novel lama yang ada di rumah, xoxo Check this out!!! Samudera Tiga Hati Judul Buku: Samudera Tiga Hati Pengarang: Susi Irma Sulasiah Penerbit: Belabook Media Kota Terbit: Jakarta Tahun Terbit: 2011 Tebal Buku: 255 Halaman Jenis Buku: Novel Sinopsis Novel: ‘Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun. Cinta adalah kesesuaian jiwa dan jika itu tidak pernah ada, cinta tak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan abad’ *Kahlil Gibran             Novel ini menceritakan sebuah perjalanan hidup Sheryl, Beni, dan Zulfikar yang mencoba mendamaikan badai dalam hati mereka. Kehidupan keluarga mereka penuh dengan konflik dan ketidakharmonisan. Sheryl Wiryadinata, seorang Wanita berusia 42 tahun, anak dari seorang pebisnis kaya raya dan terhormat, yang meniti karier di perusahaan ayahnya hingga menduduki posisi sebagai Wakil

Jemput Terbawa

Written by Pinto Anugrah Tanpa daftar isi, begitulah buku ini adanya, diawali oleh prolog, diakhiri oleh bab 16. Terdiri dari 206 nomor halaman, ukuran buku 13x20 cm, cetakan pertama pada Maret 2018, dan diterbitkan oleh MOJOK. Jujur bingung mau nulis apa tentang buku ini, kalimat pertama yang akan kalian temukan saat memasuki isi buku: “Di langit terberita Di bumi menjadi kabar Kisah orang kami kabarkan Dusta orang kami tidak ikut serta” Jemput terbawa, maksud hati hendak menjemput kebahagiaan yang terbawa justeru kenyataan pahit. Namun, selalu ada rasa bahagia dalam setiap perjalanan hidup. Percaya, percaya! Sesungguhnya aku tidak begitu yakin dengan apa yang ku tafsirkan dan maksud Uda Pinto Anugrah dalam isi buku ini. Alur cerita maju dan mundur, latar tempat di sebuah desa, Lembah Pagadih, Agam, Sumatera Barat. Buku ini sungguh sangat kompleks, mengisahkan pahit hidup Siti Kalaya a.k.a Laya yang bertemu Mak Ujang, Nurselah dan Pajatu yang merupakan ibu dan ayah Lay

Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya

Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Kisah Sufi dari Madura Written by Rusdi Mathari Ikon BEST SELLER di kanan atas bikin penasaran sama buku dengan judul menarik ini, buku yang aku pegang sekarang adalah cetakan kesebelas pada September 2020, dan cetakan pertama pada September 2016. Masih dari penerbit Mojok, tebal 226 halaman dengan warna sampul hijau telur asin, kategori buku ‘agama’. Aku suka buku ini, sangat menyentuh dan bikin pembaca berpikir dari setiap obrolan-obrolan tokoh utamanya, Cak Dlahom, Mat Piti, Romlah, dan tokoh-tokoh lainnya. Buku ini di bagi dua sesi cerita pada Ramadan Pertama dan Ramadan Kedua. Di halam XVII dijelaskan, nama Dlahom diambil dari diksi Jawa Timur yang kira-kira artinya ‘agak bodoh’, sama seperti tokoh yang digambarkan, atas refleksi Cak Dlahom sendiri mengenai pengetahuan manusia atas agama dan Tuhan. Pada tertentu, ada petikan quotes yang menceritan bab tersebut, yang bis akita jadikan bahan perenungan untuk diri sendiri, aku tulis d