Langsung ke konten utama

Tanah Seberang

Tanah Seberang

Written by Kurnia Gusti Sawiji



Buku bersampul merah ini akan menarik perhatianmu karana warnanya yang cerah, nuansa merah putih ini melambangkan Indonesia banget, sama seperti isinya, rasa cinta untuk Indonesia. Jadi kenapa Tanah Seberang?

Tanah seberang, karena penulis memilih latar tempat untuk cerita ini di sebuah negara di seberang sana, Malaysia, Jalan Raja Alang Chow Kit, untuk cerita pertama dan ada empat cerita di dalam buku ini yang akhirnya di cerita ke empat adalah pertemuan cerita satu, dua, tiga. Mereka saling berkaitan, mereka mengenal satu sama lain, dan mereka terlibat hubungan. On a sunny day, kita harus ke Malaysia yaa Nou. Oke!

Cetakan pertama terbit pada Juli 2018 di sebuah penerbit Mojok, dengan jumlah halaman isi 268. Awalnya aku pesimis dengan isi buku ini, membosankan kah? Ku mulai dari cerita pertama dengan judul Dunia di Ufuk Barat, menyenangkan, ku lanjutkan ke cerita kedua Jiwa dan Tubuh Nusa, berlanjut ke cerita ketiga Pilihan untuk Hidup yang Lebih Baik, dan terakhir Trilogi dari Tanah Seberang. End.

Alur cerita adalah alur maju, penulis menuliskannya dengan rapi, diksi yang rapi, kronologi yang rapi, dan semuanya tercetak rapi. Takku sangka buku ini sebagus itu. Tanah Seberang menceritakan tiga kisah kehidupan orang Indonesia yang hidup di Malaysia, perjuangannya untuk tetap bertahan dan memilih pilihan hidup yang sama sekali tidak mudah. Hidup memang tidak pernah mudah kan?

Sebuah tips memilih pilihan dalam hidup:

“Pada akhirnya, untuk hidup, seseorang perlu melakukan perjuangan dan pengorbanan. Namun, pengorbanan yang dilakukan bukanlah pengorbanan tanpa dasar, pengorbanan yang dilakukan tentunya tidak merugikan banyak orang dan diri sendiri, dan yang dikorbankan adalah memang dirasa tidak perlu atau tidak membawa keuntungan untuk kehidupan kedepannya” Hal.98.

HAHA.. gimana kalau pilihan tersebut dua-duanya dirasa sangat perlu dan memberi keuntungan? Pikirkan yang paling membuatmu bahagia, pikirkan yang paling banyak keuntungannya, pikirkan, sholat hajat dan istikarah. Allah always there, help you every second.

Kesuksesan Adalah Cara Berteriak – Kurnia Gusti Sawiji

“Pilihan adalah bentuk ujian. Mungkin selama ini, kamu menjalankan kehidupanmu dan melewati tantangan hidup tidak dengan hatimu. Kamu melewatinya tidak dengan ikhlas. Kamu masih membanyangkan kehidupan yang seharusnya kamu dapatkan, tapi tidak kamu dapatkan. Maka itu Tuhan memberimu ujian, ia beri hidupmu sebuah pilihan untuk keluar dan bagaiman reaksimu terhadap itu. Omonganmu ingin menjadi ‘seorang tantara kehidupan terkuat’ hanyalah ucapan ambisius yang kosong, sebuah pelarian, pelampiasan. Tapi kamu tidak menghayati apa maksud sebenarnya. Maka itu, kini teriaklah jika kau mau. Hadapilah tantangan di depanmu, dengan sepenuh hatimu.” Hal.206.

Terima kasih, kak Wiji untuk buku ini. Worth to Read.

Untuk kita yang hari ini masih harus berjuang tapi kita belum tau maunya kita sendiri apa, perjuangkan aja apa yang kelihatan, insyaAllah, Allah bantu memfokuskan lensanya. Usahakan apapun yang terbaik di depanmu. Percaya, karena itu yang kita punya dalam hidup, Iman.

***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Samudera Tiga Hati

Hey bloggiest, ini hasil liburan aku! Libur sebulan ngebuat aku ngeresensi salah satu novel lama yang ada di rumah, xoxo Check this out!!! Samudera Tiga Hati Judul Buku: Samudera Tiga Hati Pengarang: Susi Irma Sulasiah Penerbit: Belabook Media Kota Terbit: Jakarta Tahun Terbit: 2011 Tebal Buku: 255 Halaman Jenis Buku: Novel Sinopsis Novel: ‘Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun. Cinta adalah kesesuaian jiwa dan jika itu tidak pernah ada, cinta tak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan abad’ *Kahlil Gibran             Novel ini menceritakan sebuah perjalanan hidup Sheryl, Beni, dan Zulfikar yang mencoba mendamaikan badai dalam hati mereka. Kehidupan keluarga mereka penuh dengan konflik dan ketidakharmonisan. Sheryl Wiryadinata, seorang Wanita berusia 42 tahun, anak dari seorang pebisnis kaya raya dan terhormat, yang meniti karier di perusahaan ayahnya hingga menduduki posisi sebagai Wakil

Jemput Terbawa

Written by Pinto Anugrah Tanpa daftar isi, begitulah buku ini adanya, diawali oleh prolog, diakhiri oleh bab 16. Terdiri dari 206 nomor halaman, ukuran buku 13x20 cm, cetakan pertama pada Maret 2018, dan diterbitkan oleh MOJOK. Jujur bingung mau nulis apa tentang buku ini, kalimat pertama yang akan kalian temukan saat memasuki isi buku: “Di langit terberita Di bumi menjadi kabar Kisah orang kami kabarkan Dusta orang kami tidak ikut serta” Jemput terbawa, maksud hati hendak menjemput kebahagiaan yang terbawa justeru kenyataan pahit. Namun, selalu ada rasa bahagia dalam setiap perjalanan hidup. Percaya, percaya! Sesungguhnya aku tidak begitu yakin dengan apa yang ku tafsirkan dan maksud Uda Pinto Anugrah dalam isi buku ini. Alur cerita maju dan mundur, latar tempat di sebuah desa, Lembah Pagadih, Agam, Sumatera Barat. Buku ini sungguh sangat kompleks, mengisahkan pahit hidup Siti Kalaya a.k.a Laya yang bertemu Mak Ujang, Nurselah dan Pajatu yang merupakan ibu dan ayah Lay

Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya

Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Kisah Sufi dari Madura Written by Rusdi Mathari Ikon BEST SELLER di kanan atas bikin penasaran sama buku dengan judul menarik ini, buku yang aku pegang sekarang adalah cetakan kesebelas pada September 2020, dan cetakan pertama pada September 2016. Masih dari penerbit Mojok, tebal 226 halaman dengan warna sampul hijau telur asin, kategori buku ‘agama’. Aku suka buku ini, sangat menyentuh dan bikin pembaca berpikir dari setiap obrolan-obrolan tokoh utamanya, Cak Dlahom, Mat Piti, Romlah, dan tokoh-tokoh lainnya. Buku ini di bagi dua sesi cerita pada Ramadan Pertama dan Ramadan Kedua. Di halam XVII dijelaskan, nama Dlahom diambil dari diksi Jawa Timur yang kira-kira artinya ‘agak bodoh’, sama seperti tokoh yang digambarkan, atas refleksi Cak Dlahom sendiri mengenai pengetahuan manusia atas agama dan Tuhan. Pada tertentu, ada petikan quotes yang menceritan bab tersebut, yang bis akita jadikan bahan perenungan untuk diri sendiri, aku tulis d